ANNOUNCEMENT !

Baca About This Blog untuk informasi lebih lanjut

April 2, 2010

Ever Lasting Friend World


Writer            : Lana
Contribute      : Gaby
Main Cast      : Jessyca, KeyBum, Heechul, Donghae, Jonghyun
Support Cast : SHINee, Super Junior, Justin Bieber


Jakarta, April 2010


Lulus SMA dengan nilai UN terbaik se Indonesia bukanlah sebuah kebanggaan, keberuntungan ataupun jalan keluar bagiku. Sekarang aku di sini memandangi sederetan nama Universitas terbaik di dunia. Bahkan aku belum tahu jurusan apa yang harus kumasuki, dan kampus mana yang memiliki ke unggulan di bidang itu. Tiba-tiba ponselku berdering.
“Yow, what’s up!” aku mengunyah keripikku tanpa menjawab sapaan itu., aku yakin  orang di seberang ini bisa mendengar gigiku mengeletus keripik. “What are you doing right now, sis?” dasar tukang basa-basi. “You think?!”
“Sorry, sorry. I’ve heard the news! way to go sis! I feel so proud of you! So… where you’ll go to collage?”
“That’s the problem! I don’t know. Oh my!”
“Hey, hey, calm down. How come you don’t know where will you go to?”
“I’m just so confuse, it makes me stressed.”
“Listen, you ever said to me that you want to be a director. So why don’t you be?”
“Am i?”
“Sure you are! I hear from my friend, Korea has a good image for a film, drama or anything like that. Why don’t you go to their collage? I ever heard two name of the university. If I’m not wrong it’s Seoul University and Incheon Art University.”
“Ah yeah! You right! Thank you very much my idol!”
“Hey... when I talk to you I’m just a little boy. You are my idol, Jess!”
“Aha? Yea..yea.. but if I still talk to you like this, there’s so many Justin Bieber fans will kill me.”
“Ahaha… I think I have to go, bye-bye.”
“And so I. Love you.”
“I love you too sis! Of course!”
Aha! Gotcha! Sangat tidak masuk akal jika aku bisa bersahabat dengan seorang Justin Bieber, laki-laki kelahiran 94 yang sekarang di gilai para gads. Tapi itulah hebatnya kekuatan persahabatan, jalinlah persahabatan dengan siapapun. Tidak di sangka, laki-laki yang aku temui 2 tahun lalu, laki-laki yang biasa-bisa saja kini telah menjadi superstar. Jadi? Jalinlah persahabatan seluas-luasnya! Barangkali kau seberuntung aku.

***


Incheon May 2010

“Annyeong haseoyo! Kang Woo-ah!” papa memeluk seorang laki-laki berpakaian formal. Kini aku sudah berada di rumah sahabat ayahku sejak dulu, tidak ada yang berubah dari bangunan ini. Aku mengagumi rumah ini sejak dulu, tidak terasa sudah 7 tahun aku tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Apakah sahabat kecilku itu masih ingat denganku?
“Annyeong, kau pasti Jessyca Ashyta.”
“Ne. Annyeong haseoyo ahjussi, Mannaseo bangapseummnida.” Aku membungkuk 90 derajat. “Wah.. Korea-mu sudah jauh lebih baik. Cham yebbeoyo.” Pipi Jess bersemu malu. “Go map seum ni da.” Jess tersipu malu, sebelumnya tidak ada yang memujinya cantik selain keluarganya. Ckckck!
“Apa kau masih ingat dengan Kim Kibum? Kalian berdua sangat akrab dulu. Setelah terakhir kali kau ke sini, tahun-tahun berikutnya Kibum selalu menanyakan kau di mana. Begitu terus hingga 5 tahun berturut-turut, akhirnya ia menyerah dan mengerti kau tidak bisa berkunjung ke sini.”
“Maaf ya, ahjussi. Tapi apa benar seperti itu?”
“Iya. Sejujurnya aku belum bilang padanya bahwa kau akan kemari, aku hanya menyuruhnya datang saja. Dan tadi pagi ia baru tiba, jadi sekarang mungkin masih mandi. Ayo masuk.” Aku dan papa berjalan masuk, dan kami tidak melupakan adat yang selalu kami lakukan di rumah ini.
“Kemana isteri-mu? Apa dia tidak tinggal bersamamu lagi?”
“Ya… seperti yang kau tahu, dia lebih suka tinggal di Daegu bersama ibunya. Jadi setiap minggu atau setiap aku punya waktu aku dan Kibum harus datang ke Daegu mengunjungi mereka. Tiba-tiba terdengar suara orang memanggil dari lantai dua.
“Appa! Masakanmu gosong!” aku yakin itu Kibum… hwuaaa, aku sangat merindukannya. “Ya tuhan! Tunggu di sini, aku akan mematikan kompor dan membuatkan minuman.” Ucap paman panik. “Aku akan membantumu, Jess kamu tunggu di sini yah.”

&&&

~Kibum Pov~

“Ya ampun… ayahku itu benar-benar kacau. Persediaan sabun habis, sampo juga habis. Apakah aku harus selalu tinggal di sini supaya ayah bisa lebih terurus dari ini?” aku menggumam sendiri sambil merapihkan kamar ayah. Rumah sebesar ini hanya di tinggali oleh satu orang yang sudah berumur 39 tahun dan sibuk bekerja sebenarnya sangat sayang. Andaikan aku tidak sibuk dan tidak memiliki tuntutan aku pasti tetap tinggal di sini. Setidaknya ayah adalah orang yang bisa dengan mudah memberikan izin padaku untuk berbelanja meskipun menggunakan uangnya. Ahahaha..
Eum… bau apa ini? “Appa!!” tidak ada jawban. “Appa!!! Masakanmu gosong!” sebenarnya aku tidak yakin bahwa itu masakan ayah yang gosong. Karena hal ini belum pernah terjadi, ia sangat telaten dan hebat dalam memasak. Apa yang sedang ia lakukan hingga melupakan masakannya?
Yup! Akhirnya kamar ini rapih juga. Sebaiknya aku memeriksa kamar lain, karena di rumah ini ada dua kamar yang belum pernah di buka sama sekali semenjak kepergian Jessyca. Ehem.. sebenarnya bukan kepergian tapi dia sudah tidak pernah datang ke sini, begitu juga dengan ayahnya. Kini aku hanya bisa memandangi foto kami berdua saat sedang jalan-jalan di Incheon dan di Namsan Tower.
Ukh… kamar ini benar-benar bau! Aku membuka jendela agar ada cahaya yang masuk. Aku ingat sekali waktu itu aku dan Jess menggambar di kamar ini, ya ampun.. masa kecil itu sangat menyenangkan. Aku bahkan masih menyimpan gambar konyol yang kami buat di dalam kamar dengan cat tembok warna kuning ini. Kabar terakhir yang aku dengar tentang Jess, dia berhasil meraih nilai kelulusan terbaik se-Indonesia. Aku yakin betul itu Jess sahabatku, karena hampir tidak ada orang bernama Jessica dengan tulisan J-e-s-s-y-c-a. Biasanya orang-orang menggunakan I bukan y, jadi aku yakin betul itu dia.
Hampir setiap tamu wanita ayah aku harap adalah Jessyca, dan hingga saat ini aku masih berharap Jessyca bisa kembali dan bermain denganku. Jika ada yang bertanya, “apa yang akan kau lakukan jika bertemu dengan Jessyca?” maka aku akan menjawab dengan sangat yakin dan percaya diri, “Aku akan berlari ke arahnya dan langsung memeluknya, seolah kami berdua masih berumur di bawah 10 tahun.” Aku sudah berjanji pada diriku sendiri tentang hal itu. Dan aku berhasil mendapatkan foto terakhirnya dari berita hot kelulusannya itu, sekarang dia sudah sangat cantik. Rambutnya panjang dan lurus seperti janji kami dulu, aku bilang padanya agar rambutnya di biarkan panjang karena sejak dulu rambutnya selalu pendek.
“Appa!” aku menuruni tangga sambil memegangi perut yang mulai berisik. Opps… langkah-ku terhenti. Siapa gadis itu? Seenaknya saja dia memegangi figura fotoku dan Jess. Aku berusaha melihat wajahnya, karena ia berdiri membelakangiku. Seolah tahu apa yang aku pikirkan gadis itu menoleh tepat kepadaku, aku pikir dia merasa aku memperhatikkannya.
“JESSYCA!” aku berseru dengan girang dan aku langsung berlari memeluknya. “Kibum? Apa kau Kibum?” aku melepaskan pelukan. “Hwua! Aku merindukanmu!” Jess tersenyum, senyum yang paling aku suka di dunia ini setelah senyum ibuku. “Kau tidak berubah, kau tetap metroseksual.” Aku terkekeh. “Entahlah, sekarang aku justru semakin sering memperhatikan gayaku. Aku juga semakin suka berbelanja.”
“Lama tidak bertemu aku benar-benar terkejut melihatmu seperti ini.”
“Kenapa?” Jess memandang ku lekat-lekat dan matanya mulai berkaca-kaca, senyumnya penuh keharuan dan bahagia.

***

“Selamat atas keberhasilanmu, aku sangat senang mendengar berita itu.” Aku memberikan satu kaleng soda lalu duduk di depannya. “Terima kasih. Keberhasilan? Keberhasilan apa?” ia membuka segel kaleng. “Aku melihat di internet bahwa Jessyca Ashyta adalah peraih nilai kelulusan SMA tertinggi se-Indonesia.”
“Ya ampun.. ternyata kau memperhatikan beritaku?”
“Sebenarnya hanya kebetulan saja. Tapi aku sangat bangga mendengarnya, selamat ya!”
“Terima kasih banyak. Bagaimana dengamu? Kau lulus lebih dulu dari-ku kan? Bagaimana dengan nilaimu?” ia meneguk sodanya. “Biasa saja, cenderung menurun. Untungnya saat ujian kelulusan aku berhasil mempertahankan nilaiku, jadi yaa tidak buruk lah. Rencananya kau akan kuliah kemana dan di mana?”
“Aku akan ambil 2 sekaligus ah tidak… sepertinya 3. Periklanan, design dan perfilman.” Aku mengerutkan alis. “Hey, itu akan berat bagimu. Kau harus pilih salah satu dulu, atau dua maximal. Kau tidak akan punya waktu. Perfilman akan memakan banyak waktumu, design juga membuatmu harus menyisihkan banyak waktu untuk mengamati berbagai gaya dan menghafal berbagai macam merek juga designer terkenal dari tahun ke tahun.”
“Baiklah, baiklah… karena tujuan sebenarnya aku ke sini untuk kuliah perfilman maka itu yang aku utamakan, dan periklanan. Bagaimana denganmu? Di mana kau kuliah?”
“Rahasia… kalau aku sudah sukses maka kau baru aku beri tahu.” Aku tersenyum licik. “Hey… apa kau tahu bahwa aku akan di titipkan di rumah ini?” aku hampir tersedak. “Maksudmu?” Jess menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Seharusnya aku tinggal dengan appa, tapi appa harus dinas ke Negara lain hingga sekitar 2-3 bulan. Karena aku tidak tahu jalan di Korea, appa menitipkanku di sini. Hingga dia kembali.”
“Tapi… setahuku appa juga harus dinas ke luar negeri.”
“Sincayeo? Pasti ada yang salah di sini.” Kami berdua saling berpandangan dan buru-buru kami menghubungi ayah kami masing-masing.
“Yeoboseoyo?” / “Halo?”
“Oh.. Kibum-ah.” / “Kenapa Jess?”
“Appa odiga?” / “Papa udah di bandara?”
“Appa sekarang ada di bandara, akan segera pergi dinas.” / “Iya, sebentar lagi pesawatnya berangkat.”
“Kalian bercanda ya?! Kenapa meninggalkan kami berdua di rumah ini?!”


Will be continued
***

By : Lana

2 comments:

  1. aaaaah,kenapa pemeran ceweknya lucky bgt siiih??? T___T

    ReplyDelete
  2. Yaaa contributor maunya begontreng...
    saya saja yang nulis ikut ngiri.. phuahahahah >.<"

    ReplyDelete